AKU ANAK GUNUNG YANG GAGAL
Minggu, Januari 03, 2016
"kami katakan bahwa kami manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari Hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal akan objeknya. dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat." - Soe Hok Gie
Mendaki gunung memang menjadi hal yang paling booming di tahun 2015, terutama hal yang paling diincar saat mendaki gunung adalah pesona alam yang luar biasa yang dapat membuat para pendaki jatuh cinta terhadap kegiatan yang mereka lakukan. Bertahun tahun menjalani kebiasaan ini membuat aku meresa bahwa diri aku sudah hebat kerena sudah bisa menaklukan diri aku sendiri dihadapan gunung gunung yang telah aku daki, euforia akan kehebatan ini terus membengkak yang imbasnya membuat aku lupa bahwa sebagai pemuda bangsa ini aku miliki tanggung jawab atas keberhasilan bangsa ini yang sampai saat ini keberhasilan itu menjadi hal yang subjektif bagi setiap orang. aku hanya membuat gunung gunung menjadi tambah kotor karena setiap potret yang aku ambil membuat orang tertarik mendaki gunung itu, aku hanya membuat orang tua ku resah karena uang yang aku pakai hanya untuk mendaki gunung yang tidak ada
manfaatnya untuk banyak orang, aku serasa manusia hedonis yang terus membuang buang uang untuk membeli kesempatan untuk mendaki gunung, aku merasa sama dengan kaum kaum kapitalis yang memanfaatkan gunung sebagai pemuas diri ini sendiri, aku merasa patriotisme tidak tumbuh didalam diri ini, aku tidak dekat dengan rakyat, aku tidak membuat rakyat berubah dengan aku mendaki gunung, padahal aku adalah pemuda yang bisa menaklukan gunung, dan yang aku tahu indonesia adalah negeri yang indah yang semua tempat tempat indah itu harus aku pijaki dengan dorongan nafsu dan keserakahan untuk menikmati semua yang indah itu.
Aku menyesali mengikuti nafsu dan keserakahan ini, bahkan aku lupa bahwa aku harus mengenal rakyat dari dekat, aku lupa bahwa fisik dan jiwa yang kuat ini harusnya memiliki manfaat untuk banyak orang, aku lupa bahwa setiap nominal rupiah yang aku keluarkan untuk mendaki gunung itu sangat berarti untuk kaum kaum marjinal yang sampat saat ini belum bisa terlepas dari kemiskinan, aku lupa bahwa jiwa yang hebat ini harusnya bisa bermanfaat untuk membangun karakter bangsa ini. tapi sampai saat ini aku hanya memikirkan diri aku sendiri, aku memikirikan gunung apa lagi yang harus di daki, aku memikirkan cara bagaimana aku mendapatkan untuk mendaki gunung, aku memikirkan celah waktu untuk aku mendaki gunung.
tanpa sadar bahwa aku harus memikirkan rakyat yang seharusnya aku sudah dekat dengan mereka
dan tanpa sadar bahwa yang aku cintai adalah gunungnya bukan Indonesianya.
0 komentar