EKSPEKTASI

                             Aku tumbuh besar di bangsa yang hebat dan di bangsa yang kaya, yang kedua hal itu dimiliki oleh satu bang...

       
         


           Aku tumbuh besar di bangsa yang hebat dan di bangsa yang kaya, yang kedua hal itu dimiliki oleh satu bangsa yaitu bangsa ku sendiri, hidup ku tentram dan tidak pernah merasa susah, ibu ku setiap minggu selalu membeli daging dan sayur mayur yang banyak karena daging dan sayur di negeri ku ini murah. di setiap hari aku memakan nasi dari beras beras pilihan, bukan yang berasal dari negara lain melainkan beras hasil jerih payah petani negeriku sendiri, di negeri ku ini petani petani kaya karena pemerintahnya percaya bahwa beras yang di peroleh dari padi yang dipanen oleh petani negeri ku ini memiliki kualitas yang tinggi hal itu lah yang membuat petani di negeri ku ini kaya. Ibu ku juga selalu menyediakan buah buahan di dalam lemari es, tentunya buah buahan ini juga berasal dari kebun kebun petani negeri ku sendiri. untuk bahan masakan ibu ku tidak pernah kekurangan bawang putih, bawang merah, cabai, garam dan bumbu lainnya karena di negeri ini bahan bahan memasak sangat bergelimpah dengan begitu harga harga yang beredar dipasar tidak pernah melampaui batas keuangan para pembelinya.



          Ayah ku adalah seorang pengusaha pertambangan dan memiliki kebun kelapa sawit, dalam hal pekerjaan memang ayah ku sudah tergolong mapan, dalam melakukan pekerjaannya ayahku selalu memikirkan keseimbangan alam dan dampaknya bagi masyarakat, tidak ada pembebasan ladang dengan cara pembakaran sehingga menimbulkan polusi asap yang akan membunuh perlahan masyarakat disekitar. Dihadapan karyawannya ayahku adalah sosok pemimpin yang adil, setiap hasil dari perusahaan tersebut di bagi rata sesuai porsi pekerjaannya dan pembagian ini melalui sistem yang transparan dan keuntunggan lain lainnya di sumbangkan untuk membantu pembangunan di desa dimana tambang dan kebun itu berada, sekolah sekolah dan rumah baca dibangun dan dijayakan di daerah tersebut dan tentunya ayahku juga rutin membayar pajak sehingga negeriku yang sudah makmur ini akan terus merasa cukup.

         Sebelumnya ayahku adalah seseorang yang bekerja di dalam gedung hijau. Berhenti karena masa jabatannya sudah habis dan tidak melanjutkan lagi karena merasa sudah cukup dan tidak menurunkan jabatannya kepada teman-temannya ataupun sodara sodaranya. Ayahku bilang pemerintahan di negeriku ini sangat bersih dari korupsi,kolusi, dan nepotisme, rencana pembangunan di negeri ku ini sangat merata dan semuanya terlaksana dengan cara yang profesional, bersih, dan transparan, sehingga setiap daerah memiliki kelebihan sesuai dengan potensi yang ada di daerah tersebut yang menjadikan di negeri ku ini tidak terjadi migrasi besar besaran di satu kota, karena setiap orang fokus terhadap pembangunan daerahnya meskipun tetap ada satu daerah yang menjadi tempat pusat pemerintahan dan perekonomian.

          Pemuda dan pemudi di negeri ku ini juga tidak lepas dari rasa kebangsaannya yang intinya mereka adalah pemuda pemudi yang memegang teguh sumpah pemuda. Aku tidak melihat adanya tawuran di negeri ku ini seperti di negara negara lain, aku tidak melihat napza merajalela dikalangan pemuda kecuali di lingkungan medis, meskipun mereka menegak alkohol tapi hanya sebatas untuk menghangatkan badan ketika mereka sedang berada di ketinggian dan bukan untuk euforia mabuk mabukkan. Sekolah sekolah dan universitas tempat mereka menimba ilmu selalu sesuai dengan mutan lokal yang ada bahkan kurikulumnya fokus terhadap potensi pembangunan di daerah tempat mereka tinggal dan guru guru mereka tidak mengkotak kotakan pemikaran dan cita cita mereka, guru guru di negeri ku ini menjunjung tinggi dua pengabdian yaitu profesi dan moral. Sehingga bebasnya pemikiran murid muridnya tetap terkontrol dan tidak melampaui batas dasar negara ini.

         Tapi apadaya semua hal itu hanyalah ekspektasi, hanyalah gambaran negeri yang diidam idamkan setiap rakyat, hampir tidak ada yang seimbang di negeri ku ini, semuanya bualan, ladang ladang dibakar untuk mendapatkan uang, petani dan nelayan miskin seolah olah pekerjaan mereka tidak memberikan banyak manfaat, guru guru hanyak fokus pada nilai murid muridnya demi kepentingan profesi, pemerintah sudah tidak bisa lagi dipercaya begitupula dengan pemerintahnya yang sudah tidak lagi percaya terhadap rakyat, hampir semua bahan pangan impor dari negeri orang, padahal negeri ini adalah negeri agraris yang tanahnya subur ditanam segala jenis tumbuhan, hampir setiap pemuda di negeri ini tergila gila oleh materialistik, menghambur hamburkan uang hanya untuk euforia kebebasan mereka sebagai seorang pemuda dan mereka tidak lagi memekirkan cara untun membangun bangsa, mereka hanya memarahi pemerintah dan bersenang senang.

Dengan begitu aku lebih suka hidup di dalam dunia ekspektasi.

You Might Also Like

0 komentar

Flickr Images