MAAF RIDWAN
Kamis, September 15, 2016
Malem itu memang sama seperti malam-malam yang lain, sepinya kosan ini pun masih sama dengan malam-malam yang sebelumnya bahkan tidak ada firasat akan datangnya orang yang terpaksa melakukan tindakan kriminal. Budaya lupa mengunci pintu memang sangat saya sesali ketika tidak melihat barang-barang berharga tidak lagi ditempatnya saat bangun tidur, karena yang saya lihat hanyalah pintu yang terbuka lebar, dan suasana kosan tanpa tas kamera, tas laptop, dan handphone. Hilangnya laptop, hardisk, kamera bukanlah hal terburuk yang saya sesali ketika barang-barang tersebut hilang seketika karena mereka memiliki nilai yang dapat dijangkau, namun isi dari laptop dan hardisk merupakan karya-karya yang tidak memiliki nilai, karena tidak ada batasannya bila diberi nilai, karena di dalam dua benda yang mungkin sekarang sudah dijual oleh sang pencuri yang mungkin juga digunakan untuk membeli makan atau membayar persalinan istrinya untuk melahirkan terdapat karya-karya saya yang tentunya karya foto ataupun video yang saya buat semejak saya memiliki kamera, namun hal tersebut bukan lah hal yang besar, di dalam sana terdapat mahakarya seorang anak, anak yang penuh dengan semangat belajar dan keingin tahuan, anak yang tidak punya alasan punya menyerah dengan segala kekurangan yang iya miliki, karena ia sadar kelebihan yang ia memiliki akan mewujudkan panggung besar untuk dirinya di bulan oktober mendatang.
Ridwan Saat Workshop Kamera Lubang Jarum di la consolacion college, Bacolod, Philipine |
Maaf Ridwan...
Semoga Tuhan memberkati Kita dan Si Pencuri
0 komentar