ANTAH - BERANTAH
Rabu, Februari 01, 2017Pada bulan-bulan di akhir tahun 2016, aku merasa hidup di negara tanpa negri, di negara tanpa tanah air, di suatu tempat yang hanya te...
Rabu, Februari 01, 2017
Pada bulan-bulan di akhir tahun 2016, aku merasa hidup di negara tanpa negri, di negara tanpa tanah air, di suatu tempat yang hanya terdapat orang-orang yang memiliki kepentingan kekuasaan, aku tidak melihat adanya orang-orang hidup dengan rasa cinta sesama manusia tapi benci, murka, dan membabi buta yang aku lihat. Orang-orang dengan kekuatan politiknya terlihat senyam senyum dengan duduk manis di meja empuknya, kemudian adapula orang-orang yang merasa memiliki kekuatan agama yang tinggi juga ribut mempersoalkan agamanya yang dinistakan. Tidak menjadi masalah atau tidak juga dianggap salah oleh diri ini mengenai orang-orang yang melakukan kampanye atau membela agamanya saat agamanya dinistakan, tapi yang menjadi masalah adalah ketika orang-orang diluarsana banyak yang menyelesaikan masalahnya dengan hasrat benci, bukan cinta.
Aku bukan orang yang memiliki ilmu agama yang tinggi, bukan juga orang dengan pengetahuan politik yang baik, bahkan nama-nama mentri dan orang-orang yang berpengaruh di negeri tidak hafal namun aku tau bagaimana caranya berbagi cinta dengan sesama manusia, tau bagaimana menyelesaikan masalah dengan hasrat cinta sesama. Sekarang, orang yang memiliki kekuasaan tertinggi dengan berlatar belakang kelompok yang memiliki kepentingan baik itu politik atau agama telah haus akan kekuasaan, agama A tidak ingin bila dipimpin oleh orang dengan agama B, mungkin begitupula dengan agama B sang minoritas yang tidak ingin kalah dari agama A yang telah menjadi mayoritas hal tersebut tidak beda dengan parta politik yang ada, parpol A tidak mau bila nantinya daerah A dikuasai oleh parpol B, begitupula sebaliknya, hingga pada akhirnya setiap orang hanya memikirkan kepentingan golongan saja, si agama A tidak akan memikirkan nasib agama B dan sebaliknya, Parpol A juga tidak pedul dengan orang-orang yang pro dengan parpol B dan begitupula sebaliknya. Hukum alam tersebut memang sudah muncul ketika manusia sedang belajar menemukan pemimpin mereka pada saat masa prasejarah tapi, apakah iya, ketika segala ilmu pengetahuan dan teknologi maju pada saat ini, konsep pemikiran mencari pemimpin di negara ini masih sama seperti konsep yang diterapkan oleh masyarakat pra sejarah ? seperti berada di antah - berantah