ISME
Kamis, Juni 01, 2017Apa yang membuat kita berfikir bahwa kita bersama golongan kita akan masuk surga ? tentunya pola pikir itu muncu...
Kamis, Juni 01, 2017
Apa yang membuat kita berfikir bahwa kita bersama golongan kita akan masuk surga ? tentunya pola pikir itu muncul ketika kita mengetahui arti dari setiap kitab dan mentaati setiap perintah Tuhan yang maha kuasa, sesimple itu kah Tuhan ? kita tidak tahu jawabnya sebab hanya Tuhan-lah yang satu-satunya tahu jawaban itu, mungkin ada pertanyaan lain yang juga jawabannya Ia rahasiakan yaitu kenapa dia menciptakan surga dan neraka, apakah hanya untuk membuat setiap makhluk yang Ia ciptakan tunduk dan taat kepadanya ? kita pun tidak akan tahu jawaban itu sebab hanya Ia yang tahu. Tapi apakah Tuhan menciptakan surga dan neraka hanya untuk menguji manusia, apakah manusia mengejar surga-Nya atau murni cinta kepada-Nya sehingga setiap manusia tidak memperdulikan adanya surga dan neraka, karena yang ia pedulikan hanyalah cintanya kepada Tuhan, namun kembali lagi, hanya Tuhan yang bisa menjawab itu.
Tentunya seperti postingan
sebelumnya saya mengatakan bahwa latar belakang agama saya tidak begitu baik,
maka dari itu saya tidak akan membawa unsur agama, tapi yang akan dibawa adalah
unsur religi, cinta, dan kasih. Belakangan negara ini memang benar-benar terasa
tidak begitu menyenangkan, berbagai orang di timeline facebook saya terlihat
saling menebar kebencian, mungkin memang sedang menjadi trend untuk saling
membenci, sebab banyak seleb instagram bisa hidup dengan senang karena
kemewehan berkat ketenaran mereka yang terus dilihat oleh haters, sehingga
berbagai permintaan iklan memenuhi kesehariannya. Apakah mungkin menebar
kebencian sekarang menjadi cara tiap orang untuk meningkatkan popularitas ?
mungkin yang bisa menjawab hanya orang-orang yang melakukan perbuatan itu.
Kata ISME dalam judul postingan
kali ini, merupakan akhirkata pada setiap kata yang memiliki makna kepercayaan,
aliran, atau paham. Judul ISME ini digunakan karena hari ini tepat dimana ISME
bangsa Indonesia lahir, yaitu pancasila. Mengikuti perjalanan sejarah ISME di
Indonesia tentunya sangat banyak dan rumit memang, karena itu saya tidak akan
membahas mengenai masalah itu. Sebab bangsa ini sendiri terbentuk dari beberapa
paham, sebelum mendapatkan pancasila, yaitu paham-paham yang berasal dari satu
rumah di daerah peneleh dan beberapa pemuda yang ingin menjadi pemimpin negara
berdasarkan ideologinya masing-masing, Soekarno dengan nasionalismenya, Semaoen
& Ali muso dengan ideologi komunisme, dan Kartosuwirjo dengan paham islamnya.
Seperti yang saya katakan tadi, kita tidak akan membahas mengenai perjalan ISME
pada masa lalu hingga saat ini, tapi yang akan kita bahas adalah ada apa dengan
ISME masa kini.
Gejolak politik hingga agama saat ini
telah menyebarkan virus-virus kebencian, begitu juga pemecahan masalahnya masih
pula diselimuti kebencian, seperti, manusia hanya tau cinta pada satu pihak
saja, selebihnya dibenci. Saya harus sadar memang, 5 pilat yang terdapat dalam
ISME bangsa ini masih kurang, mungkin harus di tambahkan kata-kata "saling
mencintai sesama golongan" atau kata-kata yang artinya mirip dengan kata
itu. Orang-orang melihat negara ini adalah negara pancasila, namun mata saya
masih melihat negara ini adalah kapitalis, sebab mayoritas keadaan yang terlihat
sesuai degan kata itu itu, tambang lebih mahal dari pada nyawa, semen lebih
bisa mengenyangkan dibanding nasi, si putih dan si kotak-kotak merah saling
membuang energi dengan menghujat golongan lain dan mencari-cari kesalahan untuk
mendapatkan kekuasaan tapi nyaris lupa dengan nasib anak miskin yang harusnya
mereka yang terdidik bisa membantu ia memutus rantai kemiskinan keluarganya
sehingga yang mereka tahu hanya berbagi benci, bukan berbagi cinta, lantas
kapan ISME bangsa ini bisa merekat di masyarakat kalau untuk berbagi cinta saja
mereka menggelengkan kepala.
Sebelum mengatakan bahwa diri
kita memiliki jiwa pancasila, maka hadirkan dulu rasa cinta pada setiap orang
di dalam hati, sebab pancasila muncul karena adanya cinta, cinta kepada Tuhan,
cinta kepada negara, cinta kepada sesama, dan cinta kepada sang adil, maka bila
itu telah kita miliki kita baru bisa mengatakan bahwa diri kita pantas untuk
bersetubuh dengan pancasila dan jangan sampai pula ego kita terhadap ISME kita
sendiri, mengekang kita untuk tidak berbagi cinta, sebab Tuhan sendiri
mengajarkan kita untuk saling mencintai, berbagi kebahagiaan, dan bersyukur.